Sunday, June 5, 2011

MUSEUM ARKEOLOGI




Para ahli Arkeologi di Indonesia mempunyai asumsi bahwa kawasan antara Desa Bedulu-Tampaksiring merupakan pusat Kerajaan Bali Kuna. Dugaan ini didukung oleh sumber data tertulis berupa prasasti dan berbagai tinggalan arkeologi. Demikian pula dari sumber-sumber tertulis tradisional baik dalam usana Bali / Jawa maupun kitab-kitab babad.
Adapun benda cagar budaya yang terdapat di antara Tampaksiring dan Bedulu adalah : Candi Pegulingan, Tirta Empul, Candi Mengening, Candi dan Ceruk Gunung Kawi, Candi dan Ceruk Pengukur-ukuran, Pura Pusering Jagat, Pura Penataran Sasih, Pura Kebo Edan, Arjuna Metapa, Goa Gajah dan Petirtaan, Relief Yeh Pulu, Candi Tebing Tegallinggah, dan sebagainya.
Berdasarkan potensi arkeologisnya, maka dipilihlah Desa Bedulu sebagai lokasi dari Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali (BP3 Bali).

Museum Arkeologi (Museum Gedung Arca) adalah site museum yang dalam pengelolaanya merupakan bagian dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali Wilayah Kerja Propinsi Bali, NTB, dan NTT (BP3 Bali). Sejarah pendirian museum bermula dari gagasan dari Prof.Dr.R.P. Soejono dan Drs. Soekarto K.Atmojo (Mantan Kepala Dinas Purbakala Bali).Untuk memajangkan/memamerkan benda cagar budaya yang telah berhasil dilestarikan sejak berdirinya Jawatan Purbakala tahun 1950. Museum Arkeologi dengan koleksi unggulan berupa benda cagar budaya dari masa prasejarah dan sejarah yang seluruhnya berasal dari hasil pelestarian di wilayah Provinsi Bali, secara resmi dibuka oleh Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 14 September 1974.

Lingkungan Pura Penataran Sasih ini menjadi sangat terkenal karena di sini terdapat sebuah Nikara Perunggu yang sangat besar dengan tinggi 186,5 cm dengan garis tengah 160 Cm. Nikara Perunggu ini sebenarnya berasal dari jaman Prasejarah atau Pra Hindu, yang juga terkenal dengan nama "Bulan Pejeng" karena dianggap sebagai "Bulan" yang jatuh ke bumi. Oleh karena itu lingkungan Pura ini disebut lingkungan Pura Penataran Sasih (Sasih=Bulan).
Yang sangat menarik perhatian adalah, hiasan Bulan Pejeng yang berbentuk kedok muka yang disusun sepasang-sepasang dengan matanya yang besar membelalak, telnganya yang panjang dan anting-antingnya yang dibuat dari uang kepeng dan hidungnya berbentuk segi tiga. Bulan Pejeng ini dianggap subangnya Kebo Iwa. Di dalam lingkungan Pura ini juga terdapat sejumlah Arca-arca Kuno yang penting. Lokasi
Lingkungan pura ini terletak di tengah-tengah Desa Pejeng di tepi jalan raya menuju Tampak Siring, kira-kira 8 km sebelah Barat Kota Gianyar dan 27 Km dari kota Denpasar. Di halaman depan lingkungan pura terdapat beberapa beberapa pedagang souvenir dan diseberang jalan raya terdapat juga sanggar pelukis. Tidak jauh ke arah Utara di sebuah perempata terdapat juga warung-warung makanan dan minuman.

No comments:

Post a Comment